tag:blogger.com,1999:blog-17170374261276556502024-03-06T00:54:03.611-08:00BONGPAZZAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/05510216570341852362noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-1717037426127655650.post-10521315563033201432012-06-19T08:39:00.003-07:002012-07-17T07:04:11.986-07:00cryptone bongpazz<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: white; text-align: left;"><span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;">BONGKAR PASANG</span></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b style="background-color: white; text-align: left;"><span style="font-family: 'Courier New', Courier, monospace;">evolution crew</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT5ot0bGmdn9pnFkNacMmE3WKxFv9Nc81zu3RD6h1CYGbTW1-mDmBeB_3PenxYm-GEIaSDeWarpmsONwTglyH8AwYdQmQ5YSSa77jBjmL3HAG5bA4GKn5zEbZ_yqHgnJW3BNu62NiecvA/s1600/SAM_1461.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT5ot0bGmdn9pnFkNacMmE3WKxFv9Nc81zu3RD6h1CYGbTW1-mDmBeB_3PenxYm-GEIaSDeWarpmsONwTglyH8AwYdQmQ5YSSa77jBjmL3HAG5bA4GKn5zEbZ_yqHgnJW3BNu62NiecvA/s400/SAM_1461.JPG" width="400" /></a></div>
<span style="background-color: white;">Motor : Crypton</span><br />
Speck : 128 cc<br />
Performance by <b>Tompel Horehore</b><br />
Apperance by <b>Ambar Paint</b><br />
Edited by <b>Geztha Blubb blubb</b><br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05510216570341852362noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1717037426127655650.post-56878823002165695262012-06-17T16:04:00.001-07:002012-06-17T16:04:12.453-07:00analisis naskah drama " Lautan Bernyanyi " karya Putu Wijaya<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;">KATA PENGANTAR</span></div>
<br />
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah pengkajian drama dengan membahas kajian struktur naskah drama ”Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya.<br />
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini berkat bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dan orang tua, sehingga hambatan – hambatan yang dialami penulis dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :<br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Bapak Chafit Ulya , M.Pd ,selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengkajian Drama.<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Pihak – pihak yang mendukung penulis dalam penyelesaian makalah ini.<br />
Penulis berharap, hasil penyusunan makalah ini dapat bermanfaat dan membantu bagi generasi penerus. Apabia banyak kesalahan dan ketidakcocokan dalam penulisan , penulis mohon maaf.<br />
Terima kasih<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;">PENDAHULUAN</span></div>
<br />
A.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Latar Belakang<br />
Pada dasarnya sastra merupakan suatu seni dalam kehidupan di masyarakat. Setidaknya,tanpa sastra kehidupan masyarakat tidak akan berwarna. Disamping itu, setiap kehidupan masyarakat pasti mempunyai budaya. Budaya tersebut dapat dimasukkan dalam kategori sastra maupun sejarah. Sastra dapat dikatakan sebagai cerminan masyarakat, tetapi tidak sepenuhnya masyarakat terbentuk karena sastra. Dengan begitu, tentunya sastra mempunyai nilai – nilai yang dapat dipelajari dalam kehidupan kita sehari – hari.<br />
Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu (1) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi. (2) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu (3) Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa. (4)Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog.<br />
Drama adalah sebuah genre sastra penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada. Selain itu, lazimnya sebuah karya drama juga memperlihatkan adanya semacam petunjuk pemanggungan yang akan memberikan gambaran tentang suasana, lokasi, atau apa yang dilakukan oleh tokoh (Wahyudi dalam Budianta , 2006: 95).<br />
Dalam makalah ini , penulis menganalisa drama dalam bentuk naskah. Dimana naskah drama sebagai bahan yang akan dibicarakan ataupun dikaji secara struktural. Pengkajian srtuktural tersebut meliputi : Tema, dialog, kejadian – kejadian atau peristiwa, latar atau setting, penokohan dan sudut pandang.<br />
Naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya ini, mendiskripsikan beberapa hambatan spiritual yang dialami oleh tokoh utama. Sedikit membingungkan apabila pembaca hanya membaca naskah dramanya saja tanpa melihat seara langsung pementasan drama atau lakon tersebut. Naskah ini disusun oleh Putu Wijaya pada tanggal 2 Desember 1980 di Jakarta.<br />
Lakon drama yang diberi judul “Lautan Bernyanyi “ oleh Putu Wijaya ini, mengambil fenomena – fenomena kehidupan gaib atau supranatural di Bali. Namun bahasa yang digunakan Putu Wijaya hanya sedikit menggunakan bahasa daerah, lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga naskah drama tersebut mudah dipahami oleh pembaca atau pelaku – pelaku yang akan mementaskan drama.<br />
<br />
B.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tujuan Penulisan<br />
Penulis berharap hasil penyusunan makalah ini dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana struktur naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya bagi pembaca.<br />
<br />
C.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Batasan Masalah<br />
Dalam penulisan makalah ini , penulis membatasi masalah hanya menganalisis dari segi sturkturnya saja. Mengingat keterbatasan dari pemikiran dan tugas yang diberikan hanya mencakup tentang kajian struktural naskah drama tersebut. Maka penulis membatasinya dengan sedemikian rupa.<br />
<br />
D.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Perumusan Masalah<br />
Perumusan masalah dalam penulisan makalah kajian struktur naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya dititik beratkan pada analisis strukturalnya dan unsur – unsur intrinsiknya. Adapun unsur - unsur intrinsik tersebut meliputi :<br />
<br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tema<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dialog<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Latar atau setting ( latar tempat, latar waktu, dan latar suasana )<br />
4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Penokohan atau perwatakan<br />
5.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Alur atau plot<br />
6.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Amanat<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;">TEORI STRUKTURAL</span></div>
<br />
a.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tema<br />
Setiap karya sastra tentunya mengandung sebuah makna atau lebih. Makna – makana tersebut akan menjiwai dan membentuk ide cerita . Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar suatu karya sastra itu yang disebut tema (Sudjiman, 1988:50). Mempertanyakan makna sebuah karya, sebenarnya juga berarti mempertanyakan tema (Nurgiyantoro, 2002:66). Jika permasalahan yang disajkan dalam cerita juga diberi jalan keluarnya oleh pengarang, maka jalan keluarnya itulah yang disebut amanat (Sudjiman, 1988:57).<br />
<br />
b.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dialog<br />
Naskah sebuah drama memang tidak terlepas dari sebuah dialog, setting, alur dan tokoh. Dialog dalam naskah drama sendiri yaitu proses komunikasi 2 tokoh atau lebih yang terjadi dalam panggung, dalam dialog makna harus dipertimbangkan agar memenuhi kaidah semantis dan pragmatis.<br />
Beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama sebagai berikut :<br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dialog mencerminkan percakapan sehari-hari karena drama merupakan mimik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Ragam bahasa yang digunakan dalam dialog drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis.<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Diksi (pilihan kata) yang digunakan dalam drama berhubungan dengan konflik dan plot.<br />
4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dialog dalam naskah drama bersifat estetis, artinya memiliki bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami.<br />
5.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dialog dapat mewakili watak tokoh yang dibawakan, baik secara psikologis, sosiologis, maupun fisiologis.<br />
<br />
<br />
c.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Latar atau setting<br />
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya yang membangun cerita (Sudiman dalam Teeuw, 2003: 44). Latar meliputi tiga dimensi yakni :<br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Setting tempat <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: tempat terjadinya cerita dalam drama.<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Setting waktu <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: waktu terjadinya cerita dalam drama.<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Setting suasana <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: suasana yang mendukung terjadinya cerita.<br />
<br />
d.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tokoh<br />
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1991: 16). Berdasarkan fungsinya, tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral dapat dibagi menjadi tokoh protagonis, antagonis, dan wirawan atau wirawati.<br />
Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peran pimpinan atau tokoh utama. Tokoh antagonis adalah tokoh yang merupakan penentang utama. Tokoh wirawan atau wirawati juga merupakan tokoh yang cenderung dapat menggeser kedudukan tokoh utama. Tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya di dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama.<br />
<br />
e.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Penokohan dan perwatakan<br />
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh (Sudjiman dalam Sudjiman, 1991: 23). Penokohan dalam naskah drama menentukan penceritaan, dimana watak – watak tokoh tersebut akan membentuk karakter mereka sendiri.Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional) sebagai berikut :<br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Keadaan fisik<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Keadaan psikis<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Keadaan sosiologis<br />
Berdasarkan fungsi tersebut kriteria penilaian untuk penokohan atau perwatakan difokuskan pada karakter tokoh yang digambarkan secara jelas agar pelaku yang ditampilkan dapat memberikan efek yang nyata dan menarik. Penggambaran pelaku dapat dilakukan melalui penggambaran pikiran, sikap, suasana batin, perilaku, cara berhubungan dengan orang lain, dialog, monolog, komentar atau penjelasan langsung dengan bahasa yang sesuai dengan karakter masing-masing tokoh.<br />
f.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Alur atu Plot<br />
Alur adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungkan dengan hukum sebab-akibat (Sumardjo, 1994: 139). Alur merupakan salah satu aspek penting dalam drama karena alur merupakan pembentuk kerangka cerita. Dengan begitu alur menghubungkan cerita dari awal peristiwa sampai akhir. Fungsi utama alur adalah mengungkap gagasan, membimbing, dan mengarahkan perhatian. Alur atau plot mengusung beberapa segmen sebagai berikut :<br />
<br />
1. Perkenalan<br />
Dalam bagian perkenalan berisi mengenai tokoh, konflik, dan latar dari cerita yang dibahas dalam novel.<br />
2. Pemaparan masalah<br />
Bagian dimana cerita mulai berkembang sebelum konflik mencapai puncak.<br />
3. Klimaks<br />
Bagian dimana permasalahan dalam novel mencapai puncaknya.<br />
4. Anti klimaks<br />
Bagian dimana permasalahan dalam cerita mulai ada solusinya.<br />
5. Penyelesaian masalah.<br />
Bagian dimana permasalahan dalam cerita dapat diselesaikan.<br />
<br />
g.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Amanat<br />
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam sebuah karya sastra. Amanat ini dapat tersampaikan melalui tema maupun isi dari cerita tersebut. Amanat bersifat kias subjektif dan umum, sedangkan tema bersifat lugas, objektif, dan khusus.<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;">KAJIAN STRUKTUR NASKAH DRAMA</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;">“Lautan Bernyanyi”</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;">Karya Putu Wijaya</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;">PEMBAHASAN</span></div>
<br />
Drama merupakan salah satu karya sastra dalam bentuk adegan atau pertunjukan. Biasanya drama menampilkan sesuatu atau hal tentang kehidupan sehari – hari. Penulis naskah atau sutradara, ingin menyampaikan pesan atau keingininannya melalui pementasan drama. Seolah – olah penulis mencurahkan isi hatinya dan mengajak para peminat sastra bahkan penonton untuk menikmati dan merasakan kejadian – kejadian dalam kehidupan sekitar.<br />
Drama ada yang sifatnya mengkritik , lelucon atau komedi , percintaan, tragedi, pantonim dan lain sebagainya . Kejadian – kejadian dalam cerita biasanya dipaparkan dalam bentuk dialog atau secara lisan. Kehidupan dan watak pelaku digambarkan melalui acting yang dipentaskan dalam adegan drama tersebut. Umumnya drama terbagi menjadi beberapa adegan yang berkaitan. Drama memiliki unsur – unsur yang menjadi pembentuk drama itu sendiri.<br />
Oleh karena itu, pada bagian selanjutnya akan membahas unsur – unsur pembentuk drama dengan mengambil cerita dari naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya.<br />
<br />
A. TEMA<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar suatu karya sastra itu yang disebut tema (Sudjiman, 1988:50). Tema sebuah drama merupakan permasalahan yang mendasari sebuah cerita. Pokok permasalahan itu berupa kejadian – kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam naskah drama yang berjudul “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya, tema yang diangkat adalah keyakinan. Permasalahan yang seringkali mengubah pendirian dan kegetiran dihati, menjadi sorotan utama naskah ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
“Tidak bisa lagi Adenan. Kesabaranku telah menghancurkan kesadaranku. Sejak kemarin aku merasa dirikulah yang paling benar. Karena itu aku takut aku akan gila. AKu pernah ke tengah laut mencari suara itu, sehari semalam dalam topan dan hujan, aku hanya menjumpai kekosongan dan kelengangan yang sepi. Demi Tuhan, untuk kali pertamanya aku merasa sangsi. Ketika sore aku pulang, kudengar suara melolong lagi dari sini. Aku tak berpikir lagi, aku hanya meyakinkan diriku. Aku menembak seperti orang gila. Aku percaya sekarang, aku telah melakukan kesalahan yang aku kerjakan dengan yakin, karena tidak tahu itu adalah kesalahanku. Demi Tuhan, sebelum kegetiran ini menghancurkanku, tolonglah aku Adenan…..”<br />
<br />
B. DIALOG<br />
<div style="text-align: justify;">
Naskah sebuah drama memang tidak terlepas dari sebuah dialog, setting, alur dan tokoh. Dialog dalam naskah drama sendiri yaitu proses komunikasi 2 tokoh atau lebih yang terjadi dalam panggung, dalam dialog makna harus dipertimbangkan agar memenuhi kaidah semantis dan pragmatis. </div>
<div style="text-align: justify;">
Dialog merupakan salah satu aspek yang penting yang ada dalam drama. Unsur ini juga merupakan unsur yang memberikan warna tersendiri antara drama dengan karya sastra yang lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ragam tutur dialog yang terjadi dalam naskah drama “Lautan Bernyanyi” karya Putu Wijaya seperti tersebut dibawah ini.</div>
<br />
“KAPTEN<br />
Panieka tak ada di sini, Rubi<br />
COMOL<br />
Ya, tak ada di sini. baru saja tadi pergi<br />
KAPTEN<br />
Kau terlalu banyak melek Mol. Teruskanlah tidurmu. Di sini kau Rubi, biarkan dulu dia menyelesaikan tidurnya, jangan terlalu banyak bicara. Panieka tidak ada di sini sejak beberapa hari ini<br />
COMOL<br />
Ajaib, Kapten<br />
KAPTEN<br />
Tidak. Tidurlah dulu telor mata sapi<br />
(Adenan menggerutu, Comol duduk di atas tali itu lagi)<br />
Apa kabar Rubi? Bagaimana gitarmu?”<br />
<br />
Dialog diatas cenderung lebih bebas namun sedikit efektif kalimat – kalimatnya. Ragam bahasa yang digunakan komunikatif terhadap lingkungan sekitar. Tanpa isi penjelas dan langsung tertuju pada inti permasalahan. Begitu juga pada dialog dibawah ini pengulangan kata sedemikian rupa akan mempertegas untuk menguatkan ekspresi dan gagasan tokoh dalam pentas.<br />
<br />
“RUBI<br />
Kalau dia hendak bersembunyi di sini, jangan diijinkan Kapten<br />
ADENAN<br />
Benar, lebih baik kita mengembalikan pada orang tuanya. Gadis itu sedang sakit<br />
SEKARANG SUARA ITU LEBIH JELAS LAGI MERINTIH<br />
SUARA<br />
Ampun…..Ampun ibu…..Aduh…..Ampun ibu…..Jangan sakiti saya…..<br />
ADENAN<br />
Nah! Jelas sekali”<br />
<br />
Dialog yang terjadi seperti dibawah ini cukup pendek, karena dialog tersebut menguatkan tokoh – tokohnya untuk menuju ketitik puncak konflik, dimana Rubi dan Adenan mengetahu bahwa wanita dalam kapal, dan menurut mereka wanita itu terjangkit penyakit cacar. Sehingga Kapten Leo mulai terkejut dan mulai gusar untuk melakukan tindakan selanjutnya.<br />
“RUBI<br />
Kapten! Gadis itu kena cacar!<br />
KAPTEN (Terkejut)<br />
ADENAN<br />
Ya. Kenapa Kapten membiarkan Panieka membawa kemari. Abu yang bilang pada saya. ketika perempuan itu dilarikan dia tidak apa-apa. tapi sehari kemudian dia kena cacar!<br />
COMOL<br />
Cacar! Waduh….Kapten, lihat malapetaka itu mulai datang!<br />
ADENAN<br />
Awas Kapten! Wabah itu cepat sekali menularnya<br />
COMOL<br />
Oh, Wabah itu sekarang ada di sini!”<br />
<br />
C. LATAR atau SETTING<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya yang membangun cerita (Sudiman dalam Teeuw, 2003: 44).<br />
Dalam naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya , latar yang ada meliputi :<br />
a. Latar tempat<br />
Latar tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. Naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ memiliki latar tempat diatas geladak kapal Harimau Laut , ditepi pantai Sanur disebelah Timur Denpasar, Bali.<br />
<br />
“SEMUA KEJADIAN DALAM NASKAH INI TERJADI DI ATAS GELADAK HARIMAU LAUT YANG KANDAS DI TEPI PANTAI SANUR DI SEBELAH TIMUR DENPASAR. SEBUAH PANTAI DI PULAU BALI YANG DIKENAL SEBAGAI BLACK MAGIC”<br />
<br />
“Pantai ini memang dahsyat Kapten. Malah orang-orang bilang sangat angker. Dengarlah suara ombak dan lolong anjing itu, ajaib sekali kendengarannya. baru sekali ini saya ngeri mendengar suara angina. kabut-kabut yang aneh. Lihatlah, saya juga sering memikirkan alangkah suramnya pantai itu setiap malam, padahal kalai suang saya tahu sekali banyak yang suka mandi.”<br />
<br />
“Nah, sekarang saya mendengar dan Kapten tidak, tapi ada yang bersiul tadi. Aneh sekali. pantai ini semakin lama semakin menakutkan”<br />
<br />
b. Latar Waktu<br />
Latar waktu adalah waktu terjadinya cerita dalam drama tersebut. Dalam naskah ini , latar waktu yang terjadi pada tanggal 2 Desember 1980menjelang pagi, sore menjelang malam dan pagi hari.<br />
<br />
<br />
“PADA SEBUAH MALAM YANG SURAM, TERDENGAR SUARA OMBAK SERTA DESAU ANGIN YANG MISTERIUS.”<br />
<br />
“Kita harus menuntut kerugian. Benar kata Kapten tadi, tong itu bocor di pantat kirinya. Saya sudah mencoba menambalnya tapi terlambat. Terpaksa besok pagi saya harus turun ke darat, sebab tak cukup air. menysal sekali telah membeli tong itu rongsokan itu”<br />
<br />
“PAGI TELAH DATANG, SETELAH MALAM YANG HUJAN LEBAT,..... “<br />
<br />
“SORE MENJELANG MALAM, DALAM KEADAAN YANG SURAM......”<br />
<br />
c. Latar Suasana<br />
Latar suasana adalah latar yang mendukung kejadian dalam cerita. Naskah “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya , terjadi dalam suasana tegang, gelisah, panik,takut, marah dan riang. Terjadi dalam adegan dibawah ini.<br />
<br />
“KAPTEN<br />
Dia mengancam kita, dia hendak membunuh kita. Tidak!<br />
KAPTEN LEO MEMBIDIKAN SENAPANNYA KE ARAH LAUT<br />
COMOL (Berteriak)<br />
Jangan menembak, Kapten! Jangan menembak. Siapa tahu ada nelayan di dekat sini.<br />
(Comol melompat turun mendekati Kapten Leo)<br />
Nanti kita dituduh membunuh orang. Kapten…Kapten!<br />
KAPTEN (Geram)<br />
Aneh! Dia menghilang. Setiap bedil-bedil ini kuacungkan, dia pasti lenyap”<br />
Kemudian pada adegan berikut :<br />
“KAPTEN<br />
Diam setan<br />
COMOL<br />
Maafkan Kapten<br />
KAPTEN<br />
Kau piker aku gila seperti kau?”<br />
Suasanan tegang dan marah terjadi pada konflik cerita. Dituliskan pada adegan dibawah ini.<br />
“KAPTEN (Berteriak)<br />
Diiiaaaammmmm!<br />
COMOL<br />
Ingatlah ramalan-ramalan itu, Kapten!<br />
KAPTEN<br />
Ramalan setan! Ini semua Cuma kebetulan<br />
COMOL<br />
Tapi semua penduduk pantai sangat mempercayainya Kapten”<br />
<br />
Sedangkan suasana senang dan kelegaan mereka timbul ketika kapal Harimua Laut mulai bergerak dan dapat melaut lagi.<br />
“RUBI<br />
Ya Tuhan, kapal ini bergerak!<br />
ADENAN<br />
Pegang kemudi Rubi!<br />
ADENAN BERSORAK KEGIRANGAN. KAPTEN LEO MEMEGANG LENGANNYA YANG LUKA. IA MENGANGKAT BADAN COMOL DAN MENDONGAKKAN KEPALA YANG KAKU ITU KE TENGAH LAUT<br />
KAPTEN<br />
Lihat Mol! Kita sudah mengalahkan dewa laut…. Ya Tuhan kenapa begitu terlambat!? Begitu terlambat!”<br />
<br />
D.TOKOH<br />
<div style="text-align: justify;">
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1991: 16). Berdasarkan fungsinya, tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral dapat dibagi menjadi tokoh protagonis, antagonis, dan wirawan atau wirawati.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tokoh dalam naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ berjumlah delapan tokoh, antara lain Kapten Leo, Comol, Rubi, Adenan, Dayu Sanur, Panieka dan Dukun.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tokoh yang menjadi tokoh protagonisnya adalah Kapten Leo. Kapten Leo berperan menjadi tokoh utamam dalam cerita tersebut. Sedangkan tokoh antagonisnya adalah Dayu Sanur, yang dijadikan sebagai penentang tokoh utama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Sedangkan tokoh wirawan dan wirawatinya ialah panieka dan dukun. Tokoh bawahan dalam naskah drama ini adalah Comol. Perannya sangat ditentukan untuk membantu pemeranan tokoh utama.</div>
<br />
E.PENOKOHAN<br />
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh (Sudjiman dalam Sudjiman, 1991: 23). Penokohan dalam naskah drama menentukan penceritaan, dimana watak – watak tokoh tersebut akan membentuk karakter mereka. Naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya memiliki karakter – karakter sebagai berikut:<br />
<br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Kapten Leo<br />
<div style="text-align: justify;">
Kapten Leo berperan sebagai tokoh utama dalam naskah “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya ini. Kapten Leo memiliki sifat tegas dalam melakukan sesuatu, dia selalu teguh pada pendiriannya dan yakin pada keyakinannnya. Namun, sisi negatif dari Kapten Leo, dia memiliki sifat yang mudah terbawa suasana hati. Halusinasi serta kegelisahannya membuatnya terpuruk dan melakukan kesalahan yang fatal. Gambaran fisik dari Kapten Leo ialah bertubuh kekar dan berkumis tebal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
“KAPTEN LEO BERDIRI DI ATAS GELADAK MENGHISAP CERUTU MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SEBELAH TANGANNYA MEMELUK SEPUCUK SENAPAN. IA MEMAKAI TOPI WOL BUNDAR. JAKET DAN SWEATER YANG MEMBALUT SAMPAI PUCUK LEHER. TUBUHNYA BESAR DAN MUKANYA DITUMBUHI CAMBANG SERTA KUMIS LEBAT”<br />
<br />
“KAPTEN<br />
Suatu saat, aku pasti berhasil menembaknya<br />
COMOL<br />
Apa yang Kapten tembak?<br />
KAPTEN<br />
Kau lihat sendiri nanti”<br />
<br />
“KAPTEN<br />
Tidak. Aku ingin mendengar suaraku sendiri. Apakah aku masih mengenalnya. Kejadian-kejadian ini telah memecahku jadi dua. Sekarang aku sering merasakan yang kedua, diriku yang tak kukenal”<br />
“KAPTEN<br />
Kau tolol. kesetiaan buta itulah yang kadang-kadang membautku muak. kadang-kadang aku ingin menembak kepalamu (Menodongkan senapan ke wajah Comol)”<br />
“KAPTEN<br />
Alangkah teguhnya mereka menjalani keyakinannya. Adakah mereka lebih mempercayai dewa-dewa dan Leak itu daripada Tuhan?”<br />
“Tida. Aku tidak lebih percaya pada sesuatu yang ada tapi tidak punya hakekat yang utama. Aku akan mengajarkan pada mereka bagaimana seharusnya berpikir memakai otak!”<br />
<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Comol<br />
Dia berperan sebagai juru masak kapal.Peranan Comol dalam setiap adegan membantu peran Kapten Leo untuk menjelaskan isi dari cerita. Comol digambarkan dengan tubuhnya yang bongkok. Sifatnya terlalu percaya terhadap cerita – cerita orang banyak. Comol berkarakter cerewet dan latah. Seringkali dia dikatakan bodoh dan tolol namun dirinya tetap saja tidak merasa seperti itu.<br />
<br />
“.............IA MEMAKAI JUGA BEBERAPA CINCIN TULANG DAN KALUNG KERANG KECIL-KECIL YANG BISAA DIJUAL UNTUK ANAK-ANAK. JURU MASAK ITU MEMPERHATIKAN KAPTENNYA<br />
COMOL<br />
Apa yang Kapten lihat?”<br />
<br />
“Nah, sekarang saya mendengar dan Kapten tidak, tapi ada yang bersiul tadi. Aneh sekali. pantai ini semakin lama semakin menakutkan”<br />
“Coba dengarkan Kapten. mereka meramalkan kalau kita tidak meninggalkan kapal ini, Dewa laut akan membunuh kita”<br />
“Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak itu. berbahya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini. Ibunya tukang Leak yang ditakuti di kampong nelayan di seluruh pantai Sanur ini. Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal, Kapten. Kapten, Dayu Sanur akan membunuh kita”<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Panieka<br />
Panieka hadir sebagai awak kapal Kapten Leo. Ia kabur dan meninggalkan kapal ketika Kapal Harimau Laut terdampar. Tokoh initidak begitu dhambarkan secara jelas keadaan fisiknya, namun tokoh tersebut memiliki karakter kurang disiplin. Kedatangannya disini menjadi awal dari pemunculan konflik cerita terjadi.<br />
“Aku memerlukan tempat persembunyian untuk menunggu marah mereka selesai. Di sini melarikan anak perempuan itu bisaa Mol”<br />
“Kapten tahu sendiri, saya menyesal Kapten. Perkara membawa minuman keras itu. Saya suka mabuk dan yang terakhir sekali waktu saya tertidur saat jaga malam saat Harimau Laut kandas. Saya belum minta maaf. Sekarang saya minta maaf.”<br />
“Dia menderita dan payah sekali. Boleh saya membawanya masuk Kapten?”<br />
“Saya harus mencari obat Kapten. Dayu Badung sedang…ah dia lemah sekali badannya. Dan lagi saya harus mengetahui bagaimana keadaan di sana. Ya, terutama saya ingin tahu apakah Dayu Sanur dan kawan-kawan masih marah pada saya”<br />
<br />
4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Adenan<br />
Tokoh ini menjadi pekengkap pada bagian awal mula konhlik sampai penyelesaian. Adenan memiliki sifat peduli tehadap kawan – kawannya dan tenang dalam menghadapi masalah. Kehadirannya dalam cerita menyeimbangi koflik – konflik yang terjadi dalam cerita.<br />
“Yah…Marilah kita bersabar. Ini cobaan pada Harimau Laut”<br />
“Benar, lebih baik kita mengembalikan pada orang tuanya. Gadis itu sedang sakit”<br />
“Ya. Kenapa Kapten membiarkan Panieka membawa kemari. Abu yang bilang pada saya. ketika perempuan itu dilarikan dia tidak apa-apa. tapi sehari kemudian dia kena cacar!”<br />
“Kapten…. (Kapten tak menoleh) Kapten, kami tak tahu apa-apa, ya kami mendapatkan ini secara kebetulan. ketika kamis edang meninggalkan pantai seratus meter mayatnya seperti mendekati kami (Ia meletakkan mayat Comol di lantai) Seorang lagi telah meninggalkan kita. Juru masak yang baik, tadi siang saya bercakap-cakap dengannya. Waktu itu Kapten belum pulang”<br />
“ADENAN<br />
Ya sudahlah Kapten. Mari kita buang ke laut. hanya saja terangkan pada kami apa salahnya”<br />
“Jangan menambah korban lagi Rubi!<br />
(Adenan menembak, tapi sempat membelokkan arahnya, tapi masih mengenai lengan Kapten. Kemudian adenan ebrhasil merebut senjata itu karena gugup)<br />
Kau sudah gila! (Ditamparnya Rubi sampai jatuh)”<br />
5.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Rubi<br />
Dalam naskah drama yang berjuduk “ Lautan Bernyanyi “ , Rubi digambarkan sebagai sosok yang pemalu dan mudah marah. Dia menjadi pemicu perdebatan tokoh utama dan tokoh lain dalam cerita.<br />
<br />
“Ah, Kapten tahu sendiri Rubi sangat pemalu”<br />
<br />
“Dua hari sebelum dia mati, dia sudah tahu itu. Dia menulis surat pada ibunya, mengatakan ia minta maaf karena tak sempat pamit. Dia menyampaikan salam buat Kapten, dia mendoakan agar Harimau Laut bisa berlayar lagi. Mengapa dia tahu semua itu? Bahkan dia menyuruh saya menjual cincinnya, supaya aku bisa melunasi hutangnya di warung nasi. Saya seperti disiksa”<br />
<br />
“Aku tak pernah memerhatikan orang lain. padahal ia selalu menolongku tanpa aku minta (Rubi semakin menyesali dirinya)”<br />
<br />
“Aku benci! Aku benci kali pada kau!”<br />
<br />
<br />
6.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dayu Sanur<br />
Dayu Sanur dikarakterkan sebagai seorang Dewa Laut yang buas. Menurut masyarakat sekitar Dayu Sanur serba mengetahui dan menakutkan. Dalam cerita, tokoh tersebut memiliki sifat dan sikap layaknya Tuhan. Merasa tau tentang segalanya dan merupakan tokoh yang ditentang oleh tokoah utama.<br />
<br />
“Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak itu. berbahya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini. Ibunya tukang Leak yang ditakuti di kampong nelayan di seluruh pantai Sanur ini. Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal, Kapten. Kapten, Dayu Sanur akan membunuh kita<br />
<br />
Oo Kapten. Dayu Sanur sangat sakti. Kita tak akan bisa melawannya. Dia tidak bisa dibohongi. Dia pasti tahu anaknya di sini. Berbahaya sekali Kapten, jangan biarkan dia di sini Kapten, dengarlah saya Kapten”<br />
<br />
“Tidak bisa. Aku sudah berjanji akan mempersembahkan tiga jasad di pura dalem. Betari Durga sudah marah padamu”<br />
“Awaslah. kamu sudah berani melawanku. Aku yang memiliki malam di pesesir pantai Sanur ini. kenapa kamu berani datang kemari sebelum minta ijin”<br />
<br />
“Tak boleh dikatakan pada orang lain. Awas kalau kau tidak menuruti perintahku, kau akan mendapat celaka”<br />
<br />
“Anakku…anakku….(Ia berdiri, Dayu Sanur menggeliat kesakitan, kemudian jatuh menangis) Dayu….Dayu badung….(Dia berdiri serta merangkak masuk ke perut kapal) Dayu Badung….Dayu Badung…..”<br />
<br />
7.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dukun<br />
Tokoh dukun dalam naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya memiliki watak yang baik dan rendah hati. Tokoh ini menjadi tokoh penentu pada adegan penyelesaian tahap akhir.<br />
<br />
“DUKUN<br />
Tidak, tuan Kapten. Saya tidak tahu apa-apa<br />
KAPTEN<br />
kalau tidak, kenapa bapak kemari?<br />
DUKUN<br />
Saya bisaa dipanggil orang, Kapten. karena saya tidak tahu apa-apa. Saya datang untuk mengetahui apa kebodohan saya, apa yang belum saya ketahui”<br />
<br />
“DUKUN<br />
Kalau tuan Kapten percaya, dia tentu ada. Tapi kalau tuan Kapten tidak percaya, ya tidak ada<br />
KAPTEN<br />
Kalau begitu saya katakan pada bapak sekarang. Saya tidak mau kalau ada<br />
DUKUN<br />
Coba sajalah tuan Kapten<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>“<br />
<br />
<br />
<br />
“DUKUN<br />
Tidak, tuan Kapten. Menurut pendapat saya, yang tak ada itu ada. Sebab kita selalu mencarinya. Sedangkan setelah dia ada kita tidak memedulikannya, seolah-olah sudah tak ada<br />
KAPTEN<br />
Itu tak benar. Sesuatu yang tak ada setelah kita mencarinya adalah benar-benar tak ada”<br />
<br />
F.ALUR atau PLOT<br />
Alur adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungkan dengan hukum sebab-akibat (Sumardjo, 1994: 139). Alur merupakan salah satu aspek penting dalam drama karena alur merupakan pembentuk kerangka cerita. Adapun alur atau plot yangterdapat dalam naskah drama ‘ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya diuraikan sebagai berikut :<br />
<br />
1. Perkenalan<br />
Pada umumnya berisi informasi yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Fungsi pokok tahapan awal adalah memberikan informasi dan penjelasan seperlunya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan. Cerita diawali ketika kapal Harimau Laut terdampar ditepi Pantai Sanur, pulau Bali. Pada adegan pertama dijelaskan awal mula fenomena Laautan Bernyanyi. Pembicaraan antara Kapten Leo dan Comol menjadi isi dari tahap pengenalan situasi cerita.<br />
<br />
“ PADA SEBUAH MALAM YANG SURAM, TERDENGAR SUARA OMBAK SERTA DESAU ANGIN YANG MISTERIUS.”<br />
<br />
“KAPTEN LEO BERDIRI DI ATAS GELADAK MENGHISAP CERUTU MEMANDANG KE TENGAH LAUT. SEBELAH TANGANNYA MEMELUK SEPUCUK SENAPAN. IA MEMAKAI TOPI WOL BUNDAR. JAKET DAN SWEATER YANG MEMBALUT SAMPAI PUCUK LEHER. TUBUHNYA BESAR DAN MUKANYA DITUMBUHI CAMBANG SERTA KUMIS LEBAT”<br />
<br />
“Apa yang Kapten lihat?<br />
<br />
(Dengan lentera, Comol memeriksa keadaan kapal. Menggumam sendiri)<br />
<br />
<br />
Tidak ada harapan, sudah tiga kali mereka mencoba menarik kita. Dua kali kawatnya putus, yang satu lagi mereka lepaskan karena putus asa. Ini memang diluar dugaan. Sekarang mereka mulai bercerita tentang dewa lautan yang menakutkan itu. Bahkan lpelaut-pelaut itu mulai jarang menengok kita lagi. Mereka sudah termakan cerita para nelayan”<br />
<br />
“COMOL<br />
Saya tidak melihat apa-apa, Kapten. hanya kabut seperti bisaa. Kapten melihat apa?<br />
KAPTEN<br />
Perhatikan dengan teliti. Sekarang dia bergerak ke timur. Lihat sekarang, maju pelan-perlahan-lahan. lihat itu, dia bertambah tinggi, tinggi dan besar sekali!<br />
COMOL (Heran dan tolol)<br />
Ajaib, saya tidak melihat apa-apa, Kapten!”<br />
<br />
Adegan diatas menjadi cerminan pada tahap pengenalan situasi cerita pada naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya. Bermula dari percakapan dari Kapten Leo dan Comol yang sedang mendiskusikan apa yang sebenarnya sedang terjadi menjadi latar belakang cerita tersebut.<br />
<br />
2. Pemaparan masalah<br />
Pada tahap pemaparan masalah atau tahap menuju adanya konflik ini, bermula ketika Panieka kembali ke geladak kapal dan membawa seorang wanita. Wanita yang ternyata anak dari Dayu Sanur. Comol kemudian panik namun Kapten Leo tetap mengijinkan wanita tersebut bersembunyi. Disinilah letak awal dari pemunculan konflik.<br />
<br />
“SUARA<br />
Kapten, suara apa itu? Saya Panieka, Kapten<br />
KAPTEN (Menggumam)<br />
Panieka pemabok atau cucut-cucut yang lain sama saja bagiku. Tak berharga untuk didengar”<br />
<br />
“KAPTEN (Menggumam)<br />
Semakin aku benci, semakin aku dengar<br />
SUARA<br />
Di pantai sedang ada wabah, Kapten. Banyak orang yang mati. Mereka marah pada kita. Hati-hatilah Kapten.”<br />
<br />
“SUARA<br />
Saya melarikan seorang perempuan, Kapten. Tolonglah saya.<br />
KAPTEN<br />
Lihat, dia selalu berbuat dan menyuruh orang lain memikul dosanya. Satu kalimat lagi”<br />
<br />
“Sembunyikanlah saya, Kapten. Di sini pasti aman. mereka tak akan berani mengejar sampai kemari. Sebetulnya saya sendiri taka pa-apa Kapten. Saya tak memerlukan perlindungan. Tapi perempuan itu akan marah kalau dia sampai diketemukan, kasihan sekali. Mungkin dia akan disiksa atau bahkan mungkin dibunuh oleh ibunya”<br />
<br />
“KAPTEN<br />
Terima kasih, Kapten. Dia masih muda sekali, tapi kami saling mencintai (Berjalan pergi) namanya Dayu Badung<br />
COMOL<br />
Siapa? (tak dijawab) Siapa Panieka? Dayu Badung? Dayu Badung anak Dayu Sanur? (Penieka tak menjawab terus berjalan) Panieka? Dayu Badung anak Dayu Sanur?”<br />
<br />
“Wah, Kapten dengar? Dayu Badung anak Dayu Sanur, anak Leak itu. berbahya sekali Kapten. Jangan kita pelihara orang itu di sini. Ibunya tukang Leak yang ditakuti di kampong nelayan di seluruh pantai Sanur ini. Ajaib, Kapten. Jangan biarkan ia naik kapal, Kapten. Kapten, Dayu Sanur akan membunuh kita”<br />
<br />
Dari adegan diatas, terlihat Panieka yang sedang memohon kepada Kapten Leo untuk mengijinkannya menyembunyikan wanita yang merupakan anak dari Dayu Sanur.<br />
<br />
<br />
<br />
3. Klimaks<br />
Tahapan ini mencakup pokok klimak dari cerita “Lautan Benyanyi “, dimana Dayu Badung yang sedang mengidap penyakit cacar dan sedang dicari oleh banyak orang ternyata bersembunyi di geladak kapal. Awak kapal lain seperti Adenan dan Rubi, serta Comoil sangat mengkhawatirkan hal tersebut. Terjadilah perdebatan dan pertikaian antara mereka dengan Kapten Leo.<br />
<br />
“Oh, dia mengganggu lagi. Kapten, dia mulai mempermainkan kita. Jangan Dayu Sanur. Jangan ganggu kami orang lemah. Pergilah! Jangan ganggu kami, Dayu Sanur (Kapten Leo tertawa lagi) Oh, jangan! Jangan!<br />
(Comol berlutut menutupi telinganya, Kapten Leo terus tertawa. Tiba-tiba Comol bangkit menyambar lentera berlari mengeliling geladak sambil berteriak menyuruh pergi dayu sanur)<br />
Dayu Sanur, Pergilah! jangan menggangu kami!<br />
(Tiba-tiba Comol melotot memandang ke pantai. Comol Berteriak)<br />
Kapten, lihat! Ada api di pantai!<br />
(Kapten Leo bergerak melihat ke pantai)<br />
Ajaib! Lihat api itu bergerak-gerak”<br />
<br />
“Kapten, jangan biarkan dia pergi. hai Paneika! (Mengejar) Panieka! Bawa dia pergi! Jangan tinggalkan malapetaka itu di sini. Panieka! Ah, kurang ajar (Mendekati Kapten) Kapten, kenapa mau dijebak?”<br />
<br />
“Kapten, memang ada keperluan kami yang sangat penting. Ada dua buah kejadian yang sangat menyedihkan, untuk kita semua. tak dapat ditolong lagi. Tuhan telah menghendaki agar dia kembali di siniNya meninggalkan kita dalam usia yang sebetulnya belum pantas<br />
(Rubi terdengar berbisik, walaupun sudah berusaha menekannya)<br />
Dia orang baik, kita akan selalu mengenangnya. Harimau Laut telah kehilangan seorang pelaut yang disiplin yang selalu mengalah untuk kepentingan teman-temannya. Dangin tadi siang meninggal. Karena penyakitnya berbahaya, mayatnya tidak boleh dibawa pulang, terus dikebumikan waktu itu juga .”<br />
“Ya. Kenapa Kapten membiarkan Panieka membawa kemari. Abu yang bilang pada saya. ketika perempuan itu dilarikan dia tidak apa-apa. tapi sehari kemudian dia kena cacar!”<br />
<br />
“Aku tahu apa yang mereka tuduhkan. Mereka bilang, akulah penyebab panen mereka gagal. Akulah yang menyebabkan penyakit itu berjangkit. Akulah, akulah yang harus bertanggung jawab atas kejadian alam yang tak bersangkut paut. Setan!”<br />
<br />
4. Anti klimaks<br />
Pemecahan masalah timbul, setelah kedatangan Dayu Sanur didalam geladak kapal. Panieka yang membawa dukun untuk menyembuhkan Dayu Badung ternyata kakak dari Dayu Sanur. Kehadiran dukun itu, membuat Dayu Sanur pergi dari geladak kapal.<br />
<br />
Entahlah Kapten. Saya tak berani terang-terangan terlihat. Saya hanya sempat membawa perbekalan dan Dukun ini<br />
<br />
“Benar Kapten. Demi keselamatan anak gadis itu, kalau memang ia kena cacar, sebaiknya dibawa ke darat”<br />
“Jangan tuan Kapten. Ini bagian saya. Dia adalah musuh saya. Sayalah yang menyelesaikannya (Ia menyingkirkan Kapten, kemudian mendekati Dayu Sanur)”<br />
“Baiklah tuan Kapten. Kalau begitu bagi tuan Kapten semuanya itu memang tak ada. Saya sekarang akan membawanya pulang. Tiga hari lagi dia akan meninggal karena dosanya sudah terlalu banyak (Sambil masuk ke perut kapal) Dayu, mari pulang….”<br />
<br />
Dari kejadian tersebut, kebingungan melanda Kapten Leo. Kemudian kepanikan Kapten dianggap dila oleh Adenan dan Rubi ketika kematian Comol dianggap biasa saja oleh Kapten Leo.<br />
<br />
5. Penyelesaian masalah.<br />
Pada tahapan penyelesaian ini, terjadi ketika perdebatan antara Rubi dan Kapten Leo. Adenan berusaha untuk melerai dan mendamaikan suasana. Setelah itu. Kapten Leo mulai tunduk dan merendahkan dirinya dihadapan mereka berdua. Tidak lama dari saat – saat tersebut, kapal Harimau laut bergerak.<br />
<br />
“RUBI<br />
Bangsat! Dia sudah gila! (Rubi memukul Kapten dan merampas senapannya, Kapten Leo tidak melawan)<br />
ADENAN<br />
Jangan Rubi! Kita belum tahu perkaranya<br />
RUBI<br />
Aku benci! Aku benci kali pada kau!”<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tidak bisa lagi Adenan. Kesabaranku telah menghancurkan kesadaranku. Sejak kemarin aku merasa dirikulah yang paling benar. Karena itu aku takut aku akan gila. AKu pernah ke tengah laut mencari suara itu, sehari semalam dalam topan dan hujan, aku hanya menjumpai kekosongan dan kelengangan yang sepi. Demi Tuhan, untuk kali pertamanya aku merasa sangsi. Ketika sore aku pulang, kudengar suara melolong lagi dari sini. Aku tak berpikir lagi, aku hanya meyakinkan diriku. Aku menembak seperti orang gila. Aku percaya sekarang, aku telah melakukan kesalahan yang aku kerjakan dengan yakin, karena tidak tahu itu adalah kesalahanku. Demi Tuhan, sebelum kegetiran ini menghancurkanku, tolonglah aku Adenan…..”</div>
<br />
Bagian ini merupakan bagian dari akhir cerita. Telah disebutkan diatas, bahwa kapal bergerak dan keadaan yang semula tegang kembali normal.<br />
<br />
h.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Amanat<br />
Dari kutipan – kutipan naskah drama “Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya diatas. Dapat diambil amanat, bahwasannya kita manusia harus mempunyai keyakinan yang teguh untuk menentukan sesuatu. Dengan begitu, semua yang dilakukan akan menjadi jelas dan tertata tanpa ada kebingungan dan kebimbangan. Seperti yang digambarkan pada tokoh Kapten Leo, kebingungannya menghambat jalan pikiran dan keteguhan hatinya, sehingga banyak kesalahan – kesalahan yang ia lakukan dan masalah yang ia alami.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;">PENUTUP</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.</div>
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;">DAFTAR PUSTAKA</span></div>
<br />
Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.<br />
<br />
Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.<br />
<br />
Teeuw, A. 2003. Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: Pustaka Jaya.<br />
<br />
Budianta, Melani, dkk. 2006. Membaca Sastra. Magelang: IndonesiaTera.<br />
<br />
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.<br />
<br />
http://www.lokerseni.web.id/2011/08/dialog-dalam-naskah-drama.html<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05510216570341852362noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1717037426127655650.post-68563292076471618702012-06-17T15:18:00.000-07:002012-06-17T15:18:14.372-07:00champions EURO 2012 is ...??Rivalitas tinggi, tidak ada dominasi , bola bundar menentukan apa yang terjadi.<br />
<span style="font-size: x-small;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDhVWpIOKmMcZ52hoSzqnaiX25SpbEmapzS-So_3W61LL7KHIpL_mVy-y3zkHaLwLtt4sw-yJC956uCGRctrH10crwV0kX8CeEtP_odJoQhfK_kmCRSmXJYMlID1Oj5pTkv1YJf5DlPos/s1600/Euro-2012-Live-Stream-Online-Free-8-June-2012+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDhVWpIOKmMcZ52hoSzqnaiX25SpbEmapzS-So_3W61LL7KHIpL_mVy-y3zkHaLwLtt4sw-yJC956uCGRctrH10crwV0kX8CeEtP_odJoQhfK_kmCRSmXJYMlID1Oj5pTkv1YJf5DlPos/s640/Euro-2012-Live-Stream-Online-Free-8-June-2012+(1).jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-size: x-small;"><br /></span><br />
<br />
Fenomena - fenomena sudah terlihat. Tinggal penentuan hasil siapa yang kuat. Dari 16 tim negeri Eropa akan dipilih satu untuk menjadi juara. Penyandang tim besar bukan modal untuk menduduki tahta Eropa.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB3Msae6Y2wH5zAO8xy76RVOZisVxVvmsH-Dzi2Sap4rt8dUvllg2DT3ljbua6m-A9IJrj9VQbcD56GlFJZoGvghIJaRMwWQKOLRDYEiK0KEjDEprC4LxiLs29ZcOjbvbNumrB0n_enRQ/s1600/00899.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB3Msae6Y2wH5zAO8xy76RVOZisVxVvmsH-Dzi2Sap4rt8dUvllg2DT3ljbua6m-A9IJrj9VQbcD56GlFJZoGvghIJaRMwWQKOLRDYEiK0KEjDEprC4LxiLs29ZcOjbvbNumrB0n_enRQ/s640/00899.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Selanjunya, siapa yang akan berjaya di Polandai/Ukraina ...??<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05510216570341852362noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1717037426127655650.post-30433489267636223622012-06-08T14:25:00.001-07:002012-06-08T14:25:39.131-07:00none publikasiAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/05510216570341852362noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1717037426127655650.post-24591140865477595162012-05-28T10:37:00.004-07:002012-05-28T10:37:46.319-07:00FU 9,1<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz-22bNVG0wReA1n5nViXoMv7NGzQg_dcCxDgn8ZMRDPtrr1TQNlbbUNWVzTPU6rtrHY0HdDzC-45Jef9y7q2Mz1uL6cDu9JauXbRWbAP3k42oIg8XoWRmFZ0EhsgtNL2Q95zmfXwu66Q/s1600/246510_465203850172392_100000483441155_1689975_1357232718_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz-22bNVG0wReA1n5nViXoMv7NGzQg_dcCxDgn8ZMRDPtrr1TQNlbbUNWVzTPU6rtrHY0HdDzC-45Jef9y7q2Mz1uL6cDu9JauXbRWbAP3k42oIg8XoWRmFZ0EhsgtNL2Q95zmfXwu66Q/s320/246510_465203850172392_100000483441155_1689975_1357232718_n.jpg" width="240" /></a></div>
9,1 on road<br />
<br />
pass performance.<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05510216570341852362noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1717037426127655650.post-35024711845138595642012-05-25T18:54:00.003-07:002012-05-25T18:54:24.964-07:00pertama<h3 style="background-color: lime; color: orange; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;">
<span style="background-color: #444444;"><span><span style="background-color: black;"></span></span>BONG PAZZ<span><span style="background-color: #444444;"></span></span></span><span><span style="background-color: #666666;"><span style="background-color: #444444;"></span></span></span></h3>
<span><span style="background-color: #444444;"></span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05510216570341852362noreply@blogger.com0